Pages

Tuesday, October 22, 2013

Internet Addiction

Dizaman yang sudah serba canggih ini, internet bukanlah hal yang asing lagi. Orang-orang pasti sudah kenal dengan  internet, dari tua sampai muda pasti pernah menggunakan internet. Internet memang sangat membantu kehidupan manusia, karena internet itu sangat luas. Hampir semua hal ada pada internet. Internet dapat mendatangkan keuntungan dan juga kerugian, tergantung pada si pemakai internet itu sendiri.

Salah satu permasalahan dari penggunaan internet adalah internet addiction –kecanduan internet. Internet addiction adalah suatu bentuk perilaku adiksi, orang sering mengaitkan perilaku adiksi dengan pemakaian narkotika, tetapi sebenarnya adiksi tidak hanya dilakukan oleh pecandu narkoba tapi dapat mencakup hal lain juga seperti judi, seks, belanja, game online, dan juga internet. Seseorang yang sudah kecanduan suatu hal misalnya game online, akan terus bermain game online sampai akhirnya ia akan mengenyampingkan kehidupan sosialnya. Kehidupannya akan terganggu, menimbulkan masalah bagi orang disekitarnya, cenderung merusak / menyakiti, dan lupa akan tanggung jawab.

Karena pada dasarnya adiksi atau kecanduan adalah pikiran dan perilaku berulang-ulang, suatu kebiasaan yang tidak bisa dihentikan.

Menurut Young ada 5 kategori internet addiction, yaitu :
a. Cybersexual addiction, melakukan penelusuran dalam situs-situs porno atau cybersex secara kompulsif
b. Cyber-relationship addiction, hanyut dalam pertemanan melalui dunia maya
c. Net compulsion, terobsesi pada situs perdagangan atau perjudian
d. Information overload, menelusuri situs-situs informasi secara kompulsif
e. Computer addiction, terobsesi pada permainan-permainan online (game online)

Contoh kasus :
Ada seorang psikiater yang menceritakan kisahnya tentang perilaku adiksi yang dialami oleh pasiennya. Suatu hari seorang ibu dan putrannya yang berusia 18 tahun datang ketempat prakteknya. Ibu itu mengeluh tentang anaknya yang tidak dapat lepas dari internet (game online). Setidaknya anak tsb harus bermain game online minimal 4 jam dalam sehari. Apabila koneksi internet dirumah tidak berfungsi dengan baik, ia akan lari ke warnet dan menghabiskan waktu berjam-jam disana. Yang lebih parahnya lagi anak tsb sering tidak masuk sekolah demi bermain game online. Ia akan berangkat pagi-pagi ke sekolah tapi bukan ke sekolah melainkan ke tempat game online. Anak tsb juga sering menghabiskan uangnya demi membeli voucher game, dan apabila dilarang, ia akan marah, dan merusak benda-benda yang ada disekitarnya. Ia merasa game online merupakan hal yang terpenting dari hidupnya.

credit :
Young, K.S. (1996). Internet addiction : The emergence of a new clinical disorder. Published in CyberPsychology and Behavior, Vol. 1 No. 3., pages 237-244
Kompasiana.com –http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/02/28/otak-dan-perilaku-kecanduan-adiksisi-345256.html
Sehatindonesia.com –http://sehatindonesia.com/kolum/10/info-sehat/69/seputar-adiksi-i-apakah-adiksi-mengganggu-hidup-anda


Thursday, October 10, 2013

Peran Sosial Individu dalam Internet

Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang perna sosial individu dalam internet terutama berkaitan dengan prososial, serta dampak negatif dalam penggunaan internet.

Prososial adalah Perilaku prososial dapat dimengerti sebagai perilaku yang menguntungkan penerima, tetapi tidak memiliki keuntungan yang jelas bagi pelakunya. (William –1981). Menurut Gerungan (2000), perilaku prososial mencakup perilaku yang menguntungkan orang lain yang mempunyai konsekuensi sosial yang positif sehingga akan menambah kebaikan fisik maupun psikis. Pada intinya Prososial adalah perilaku baik pada orang lain. 

Perilaku Prososial mencakup 5 aspek, yaitu :
  • Berbagi (Sharing), bercerita kepada orang lain tentang keadaan suka maupun duka.
  • Menolong (Helping), memberikan bantuan atau menawarkan sesuatu kepada orang lain baik secara moril maupun materiil yang sekiranya dapat menunjang keberlangsungan kehidupan orang lain.
  • Kerjasama (Cooperating), bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
  • Berderma (Donating), memberikan secara sukarela sebagian barang miliknya kepada orang lain yang sedang membutuhkan.
  • Mempertimbangkan kesejahteraan orang lain, memberi sarana bagi orang lain untuk memudahkan orang tersebut, memiliki kepedulian terhadap orang lain dengan mengindahkan dan menghiraukan masalah orang lain.
Dampak Negatif dalam penggunaan Internet 

Sebenarnya banyak pendapat tentang dampak negative dalam penggunaan internet ini, tapi pada tulisan ini saya akan fokus pada masalah anti-sosial, pornografi, gambling, dan deindividuasi.

× Anti-sosial

Perilaku anti sosial adalah perilaku yang sama sekali tidak fleksibel, seseorang yang memiliki kepribadian acuh-tak acuh, tidak peduli dengan kehidupan sosialnya, dan saat berbicara biasanya seseorang yang anti-sosial adalah seseorang yang blak-blakan –tidak memikirkan perasaan lawan bicara.

Namun anti-sosial ini dalam kehidupan global saat ini dapat berupa ketidakserasian kehidupan seseorang secara nyata dengan kehidupan maya. Kita tahu bahwa zaman semakin berkembang, teknologipun semakin maju, banyak sosial media yang digunakan para an-sos untuk “menyampah”, mengatakan sesuatu hal yang tidak perlu, dan tidak sesuai dengan kepribadian aslinya. Misalnya pada kehidupan nyatanya ia adalah seseorang yang pemalu namun saat ia sedang berinteraksi sosial, perilakunya berubah total menjadi seseorang yang sangat vocal.

× Pornografi

Dengan Internet gambar, cerita, dan film porno semakin mudah diperoleh. Cukup dengan mengetik serangkaian kata ke search engine yang identik dengan istilah-istilah yang berkonotasi porno, akan diperoleh segera situs-situs yang menyajikan semua ini. Atau bahkan saat kita mengetikkan serangkaian kata yang tidak ada hubungannya dengan pornografi sering ditemukan sebuah iklan, atau gambar berbau pornografi. 

Kenyataannya dalam seminggu ada lebih dari 4000 situs porno dibuat, inilah salah satu dampak negatif internet. Kita semua pasti tahu bahwa pornografi tidak hanya dapat merusak moral seseorang tetapi pada fisiknya juga.

× Gambling

Gambling  merupakan istilah dalam bahasa inggris mengenai perjudian dalam bahasa indonesia. Bila gambling tersebut dilakukan dengan media internet disebut cyber gambling. Perjudian sebagai memasang taruhan atas suatu permainan atau kejadian tertentu dengan harapan memperoleh suatu hasil atau keuntungan yang besar. Apa yang dipertaruhkan dapat saja berupa uang, barang berharga, makanan, dan lain-lain yang dianggap memiliki nilai tinggi dalam suatu komunitas. Kegiatan perjudian dalam internetpun dapat merusak moral seseorang dan membuat seseorang tsb menjadi malas, terlebih lagi apabila ia sudah kecanduan “gambling”, besar kemungkinannya ia akan mengorbankan harta bendanya demi meraup keuntungan yang sebetulnya belum pasti ia dapatkan

× Deindividuasi

Menurut Festinger, Pepitone & Newcomb, 1952, menyatakan deindividuasi adalah keadaan hilangnya kesadaran akan diri sendiri (self awareness) dan pengertian evaluatif terhadap diri sendiri (evaluation apprehension) dalam situasi kelompok yang memungkinkan anonimitas dan mengalihkan atau menjauhkan perhatian dari individu. Contohnya yaitu yang dilakukan pendukung olahraga dan kerumunan pemarah seperti demonstran.


credit : 
http://ristiyaheralita.blogspot.com/2010/11/teori-deindividuasi.html 
http://www.master.web.id/mwmag/issue/03/content/fokus-realitas_pornografi/fokus-realitas_pornografi.html
http://kumpulan.info/keluarga/anak/165-lindungi-anak-dari-bahaya-internet.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelakuan_anti-sosial

Thursday, October 3, 2013

Tugas Kelompok: Pengaruh Gender, Usia, dan Budaya dalam Interaksi Antar Manusia dan Internet

PSIKOLOGI TEKNOLOGI DAN INTERNET

Pengaruh Gender, Usia, dan Budaya dalam Interaksi Antar Manusia dan Internet
oleh:

Asmarani Shabrina (11512212)
Indri Adi Fitriani (13512716)
Laras Sati (14512161)
Oktiviani (15512588)

Kelas: 2PA08

Fakultas: Psikologi
Universitas Gunadarma Depok
2013

INTERNET, sebuah kata yang tidak asing lagi di telinga kita, semua kalangan mengenal istilah ini, dari anak-anak kecil sampai orang tua sekali-pun pasti pernah menggunakan internet. Singkatnya internet badalah sebuah system global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite, dimana seseorang yang menggunakan komputer yang terhubung dalam system ini dapat bertukar informasi satu sama lain. Penggunaan internet bagi setiap orang-pun berbeda beda sesuai dengan kebutuhan, seperti untuk tugas, untuk hiburan atau untuk bersosialisasi. Selain sesuai dengan kebutuhan, gender, usia dan budaya seseorang juga mempengaruhi dalam penggunaan internet.

Pengaruh gender, usia, dan budaya dalam interaksi antar manusia dan penggunaan internet.

GENDER,
Tentu penggunaan internet seorang pria dan wanita berbeda, dilihat dari topik yang diminati, dan cara berbahasa mereka dalam berinteraksi (seperti dalam facebook). Namun terkadang kita tidak tahu pasti apakah gender yang seseorang tampilkan di dunia maya sama atau tidak dengan dunia nyata. Banyak juga akun- akun yang berbohong mengenai gender. Ada saja laki-laki yang memiliki akun bernama dan berfoto profil perempuan, begitupun sebaliknya.

USIA,
Kebutuhan anak-anak dan orang tua dalam menggunakan internet jelas berbeda. Anak-anak mungkin akan lebih memilih situs-situs web permainan online, sedangkan orang tua akan lebih tertarik pada situs-situs web pemberitaan online seperti detik.com, kompas.com, dll.

Anak SD berkisar 7 – 13 tahun sudah mulai tertarik dalam berinternet, berikut adalah cara penanganan usia 7 – 13 tahun dalam berinternet

Usia 4 – 7 th, pada usia ini, anak akan lebih tertarik untuk mengetik-ngetik keyword sesuka hatinya, hal ini dikenal dengan exploring, maka dari itu para orang tua harus menemani anak-anaknya saat menggunakan internet, dimana para orang tua dapat membatasi penggunaan internet anak tsb.

Usia 7 – 10 th, di usia ini anaka sudah mulai tertarik pada kehidupan social diluar keluarga inti, rasa ingin mengenal orang selain keluarga, saat usia inipun anak sudah mulai protes apabila orang tua selalu mengawasi mereka dalam berinternet, maka dari itu para orang tua tidak selalu harus berada disamping anak-anak tsb dalam menggunakan internet, gunakanlah pemantauan berkala, atau memantaunya dari jarak yang tidak begitu dekat.

Usia 10 – 12 th, diusia ini setidaknya anak sudah mulai mengerti kegunaan internet, bahwa internet bukan hanya sekedar “mainan” belaka. Selain untuk hiburan internet juga dapat dijadikan bahan untuk mencari bahan-bahan tugas. Di usia ini, anak-anak kadang lupa waktu saat menggunakan internet, maka dari itu orang tua perlu memberikan batasan waktu dalam berinternet.

Usia 12 – 14 th, saat usia ini anak-anak sudah mulai aktif dalam kehidupan sosial, orang tua harus sering memberi tahu dan menasihati bahwa semua hal yang ada di internet itu belum tentu benar, berikan pemahaman tentang etika berinternet juga pada anak, seperti tidak memberikan data pribadi, bertukar foto, dan merencanakan pertemuan tanpa sepengetahuan orang tua.

Pada akhirnya, yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah mengawasi dan memberikan pemahaman pada anak. Dan jika perlu, orang tua dapat menggunakan software filter, untuk memblokir beberapa situs yang tidak baik seperti situs pornografi, dsb.

BUDAYA,
Budaya seseorang juga bisa mempengaruhi seseorang dalam berinternet, ini lebih menunjuk kearah bahasa dan tulisan yang dibuat. Tapi sebenarnya budaya tidak terlalu memiliki pengaruh yang kuat dalam internet seperti halnya usia dan gender. Karena sebenarnya penggunaan internet ini justru dapat merubah budaya seseorang. Internet dapat mengancam keaslian budaya, karena begitu banyak budaya global yang sedang terjadi ini merupakan bagian dari modernitas yang telah mengguncangkan norma-norma moral yang ada dalam sebuah kelompok budaya. Selain itu, dengan adanya informasi-informasi salah yang ada di internet dapat menggeser nilai suatu budaya. Seperti proses transformasi masyarakat tradisional yang berpegang erat pada nilai-nilai leluhurnya seketika dapat berubah menjadi masyarakat modern.

Sumber:
Jurnal psikologi

Psikologi Teknologi Internet -Netiquette

NETIQUETTE yaitu Internet dan Etiquette, Internet merupakan sebuah wadah yang besar untuk berbagai macam informasi, berbagai topik bahasan tersedia di internet, dari mulai bahan pembelajaran, topik politik sampai informasi gossip sekalipun. Selain untuk mencari berita tentang kehidupan internet juga dapat dijadikan tempat untuk bersosialisasi, karena sudah banyak media-media sosial pada internet seperti facebook, tweeter, myspace, dll. Internet juga dapat membantu dalam hal pekerjaan dengan internet para karyawan dapat bertukar data dengan cepat melaluli emai. Netiquette ini adalah sebuah aturan-aturan yang harus kita pahami saat kita memasuki komunitas umum dimana informasi sangat banya dan terbuka. 


Beberapa aturan yang ada pada Netiquette diantaranya adalah :
  • Pengamanan property yang dimiliki oleh user, seperti mengamankan komputer dari virus-virus atau personal firewal.
  • Tidak menggunakan data pribadi yang sebenarnya.
  • Menghargai pengguna internet yang lainnya, tidak melakukan plagiat, tidak mengambil keuntungan illegal dari intenet, tidak mengganggu privasi orang lain, tidak boros kata atau menggunakan kata-kata yang tidak perlu, menggunakan tulisan yang wajar (tidak menggunakan huruf kapital semua seolah-olah sedang berteriak-teriak) 
  • Tidak melakukan Flaming, Trolling, dan Junking saat berforum
 
FLAMING (memanas-manasi)
Flaming adalah tindakan posting atau mengirim pesan yang tidak sopan melalui Internet. Pesan-pesan, yang disebut “flaming,” dapat diposting dalam forum diskusi online atau newsgroup, atau dikirim via e-mail atau instant messaging program. Daerah yang paling umum di mana flaming terjadi adalah forum diskusi online, yang juga disebut buletin board. Flaming dapat berupa tindakan provokasi, mengejek, ataupun penghinaan terhadap user lain.

Contoh Flaming : Flaming ini sering terjadi dalam forum-forum diskusi online, misalnya diskusi tentang perbandingan 2 gadget yang serupa tetapi berbeda merk. Dilihat dari judul topiknya.pun sudah mengundang perdebatan seperti “Pilih smartphone A atau smartphone B”, maka isi forum tersebut.pun sudah bisa ditebak yaitu pengguna yang mendukung smartphone A maka akan memposting tentang kelebihan-kelebihan dari smartphone tsb, dan hal ini akan memicu pengguna smartphone B untuk berkomentar mengenai smartphone A.

TROLLING (Keluar dari topik pembicaraan)
Trolling ini sering terjadi dalam sosial media, contohnya ialah memberikan komentar secara terus menerus bisa berisi penghinaan / provokasi. Pelaku trolling sering disebut “Trolls”. Para trolling ini beranggapan bahwa yang mereka lakukan hanyalah keisengan dan humor belaka.  Trolling ini merupakan cyberbulying, trolling juga sering terjadi youtube.

Contoh Trolling : Seseorang mengubah profile picture sebuah akun sosial medianya, dan ada yang berkomentar “fotonya cantik ya? Pasti gara-gara potoshop”. Contoh lainnya, seseorang memposting video saat ia bernyanyi, lalu ada yang berkomentar “suaramu indah ya? Seperti kaleng rombeng”, dll.

Junking (berkomentar yang tidak perlu)
Junking sebenarnya dari kata “Junk” yang artinya sampah. Junking ini juga dikenal dengan kata lain
spaming”. Saat kita membuka email, ada sebuah label sendiri yang bernama spam. Dan isinya adalah hal-hal yang tidak penting seperti iklan-iklan yang tidak jelas dan terkadang berisi hadiah undian yang sebenarnya tidak pernah kita ikuti. Junking ini juga sering dilakukan oleh para “junker” di forum-forum diskusi. 

Contoh Junking : dalam forum diskusi memposting komentar dengan hanya kata kata singkat yang tidak memiliki arti, misalnya “oke gan”, “izin download ya”, dll

Credit :