PSIKOLOGI TEKNOLOGI DAN INTERNET
Pengaruh Gender, Usia, dan Budaya dalam Interaksi Antar Manusia dan Internet
oleh:
Asmarani Shabrina (11512212)
Indri Adi Fitriani (13512716)
Laras Sati (14512161)
Oktiviani (15512588)
Kelas: 2PA08
Fakultas: Psikologi
Universitas Gunadarma Depok
2013
INTERNET, sebuah kata yang tidak asing lagi di telinga
kita, semua kalangan mengenal istilah ini, dari anak-anak kecil sampai
orang tua sekali-pun pasti pernah menggunakan internet. Singkatnya
internet badalah sebuah system global dari seluruh jaringan komputer
yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite,
dimana seseorang yang menggunakan komputer yang terhubung dalam system
ini dapat bertukar informasi satu sama lain. Penggunaan internet bagi
setiap orang-pun berbeda beda sesuai dengan kebutuhan, seperti untuk
tugas, untuk hiburan atau untuk bersosialisasi. Selain sesuai dengan
kebutuhan, gender, usia dan budaya seseorang juga mempengaruhi dalam
penggunaan internet.
Pengaruh gender, usia, dan budaya dalam interaksi antar manusia dan penggunaan internet.
GENDER,
Tentu penggunaan internet seorang pria dan wanita berbeda, dilihat
dari topik yang diminati, dan cara berbahasa mereka dalam berinteraksi
(seperti dalam facebook). Namun terkadang kita tidak tahu pasti apakah
gender yang seseorang tampilkan di dunia maya sama atau tidak dengan
dunia nyata. Banyak juga akun- akun yang berbohong mengenai gender. Ada
saja laki-laki yang memiliki akun bernama dan berfoto profil perempuan,
begitupun sebaliknya.
USIA,
Kebutuhan anak-anak dan orang tua dalam menggunakan internet jelas
berbeda. Anak-anak mungkin akan lebih memilih situs-situs web permainan
online, sedangkan orang tua akan lebih tertarik pada situs-situs web
pemberitaan online seperti detik.com, kompas.com, dll.
Anak SD berkisar 7 – 13 tahun sudah mulai tertarik dalam berinternet,
berikut adalah cara penanganan usia 7 – 13 tahun dalam berinternet
Usia 4 – 7 th, pada usia ini, anak akan lebih tertarik untuk
mengetik-ngetik keyword sesuka hatinya, hal ini dikenal dengan
exploring, maka dari itu para orang tua harus menemani anak-anaknya saat
menggunakan internet, dimana para orang tua dapat membatasi penggunaan
internet anak tsb.
Usia 7 – 10 th, di usia ini anaka sudah mulai tertarik pada kehidupan
social diluar keluarga inti, rasa ingin mengenal orang selain keluarga,
saat usia inipun anak sudah mulai protes apabila orang tua selalu
mengawasi mereka dalam berinternet, maka dari itu para orang tua tidak
selalu harus berada disamping anak-anak tsb dalam menggunakan internet,
gunakanlah pemantauan berkala, atau memantaunya dari jarak yang tidak
begitu dekat.
Usia 10 – 12 th, diusia ini setidaknya anak sudah mulai mengerti
kegunaan internet, bahwa internet bukan hanya sekedar “mainan” belaka.
Selain untuk hiburan internet juga dapat dijadikan bahan untuk mencari
bahan-bahan tugas. Di usia ini, anak-anak kadang lupa waktu saat
menggunakan internet, maka dari itu orang tua perlu memberikan batasan
waktu dalam berinternet.
Usia 12 – 14 th, saat usia ini anak-anak sudah mulai aktif dalam
kehidupan sosial, orang tua harus sering memberi tahu dan menasihati
bahwa semua hal yang ada di internet itu belum tentu benar, berikan
pemahaman tentang etika berinternet juga pada anak, seperti tidak
memberikan data pribadi, bertukar foto, dan merencanakan pertemuan tanpa
sepengetahuan orang tua.
Pada akhirnya, yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah mengawasi
dan memberikan pemahaman pada anak. Dan jika perlu, orang tua dapat
menggunakan software filter, untuk memblokir beberapa situs yang tidak
baik seperti situs pornografi, dsb.
BUDAYA,
Budaya seseorang juga bisa mempengaruhi seseorang dalam berinternet,
ini lebih menunjuk kearah bahasa dan tulisan yang dibuat. Tapi
sebenarnya budaya tidak terlalu memiliki pengaruh yang kuat dalam
internet seperti halnya usia dan gender. Karena sebenarnya penggunaan
internet ini justru dapat merubah budaya seseorang. Internet dapat
mengancam keaslian budaya, karena begitu banyak budaya global yang
sedang terjadi ini merupakan bagian dari modernitas yang telah
mengguncangkan norma-norma moral yang ada dalam sebuah kelompok budaya.
Selain itu, dengan adanya informasi-informasi salah yang ada di internet
dapat menggeser nilai suatu budaya. Seperti proses transformasi
masyarakat tradisional yang berpegang erat pada nilai-nilai leluhurnya
seketika dapat berubah menjadi masyarakat modern.
Sumber:
Jurnal psikologi
No comments:
Post a Comment